Sahabat adalah tempat dimana suka menjadi kenikmatan bersama dan duka menjadi tanggungan bersama…
Sekelompok anak manusia yang terdiri dari dari tujuh jiwa mencoba mengarungi perjalanan panjang dalam kehidupan dan gw ada dalam salah satu dari tujuh jiwa tersebut.
Suatu ketika ketujuh anak manusia tersebut menempuh sebuah perjalan dalam mencari titik tertinggi dalam kehidupan, dalam perjalan itu mereka harus mengarungi padang gurun yang panas, hutan belantara yang didalamnya terdapat kehidupan yang antah berantah, dan halangan terjal lainnya, mereka harus melewatinya suka ataupun tidak.
Mereka melewati perjalanan tersebut dengan penuh canda dan kadang duka, kadang melalui jalan yang mudah dan tak jarang melewati jalan yang sulit, tapi mereka tetap melangkah bersama sebagai seorang sahabat…
Hingga suatu ketika dalam perjalanan tersebut mereka tiba pada suatu negri, namun sesampainya di negri itu mereka terhadang oleh hujan dan badai yang besar…
Dan mereka pun segera mencari tempat untuk berteduh dan berlindung dari badai yang menghampiri, dan pada akhirnya mereka berhasil menemukan tempat berteduh, dimana tempat tersebut adalah sebuah istana yang mungkin satu-satunya di negri itu..
istana tersebut bukan tanpa penghuni, istana tersebut adalah milik sesorang raja yang berkuasa atas istananya sendiri…
Dan akhirnya mereka pun berteduh di dalam istana tersebut, namun sial bagi ketujuh insan itu, ternyata si pemilik istana tersebut adalah sosok yang mengangap dia adalah raja dan pemilik istana itu dan dia akan melakukan apapun yang ia suka..
Pemilik istana tersebut, berucap kepada tujuh insan tersebut bahwa dia hanya menyukai tiga dari ketujuh orang tersebut dengan disertakan alasan yang sangat tidak logis dan ia hanya mengizikan tiga orang tersebut yang boleh tinggal di istananya hingga hujan dan badai mereda, bahkan jika mereka mau si pemilik istana itu menawari mereka jabatan dalam istana tersebut.
Sehingga sacara tidak langsung si pemilik istana hanya mengijinkan tiga orang yang boleh berteduh dan bahkan tinggal diistananya dan salah satu dari ketiga orang yang terpilih tersebut adalah gw , dan empat orang sahabat gw yang lain dipersilahkan pergi meninggalkan istana tersebut, dalam keadaan hujan dan badai..
Entah apa yang ada dalam benak dua orang sahabat gw, yang terpilih oleh si pemilik istana, tapi yang jelas gw lebih memikirkan apa yang harus gw lakukan, secara nafsu duniawi gw mungkin akan tetap berteduh diistana tersebut karena diluar keadaannya sangat kacau dan berbahaya, diistana tersebut setidak-tidaknya bisa menjadi tempat gw berteduh, berlindung, bahkan menjadi tempat gw tinggal untuk sementara, disana gw bisa mendapatkan berbagai kenyamanan dan fasilitas.
Tapi secara hati, meski raga gw diistana tersebut, perasaan gw akan tetap tertuju kepada nasib sahabat gw yang telah terusir dari istana tersebut, bagaimana keadaan mereka yang terus melangkah ditengah hujan dan badai untuk mencari istana, maupun gubuk untuk berteduh, dengan harapan si pemiliknya menyukai mereka dan memperbolehkan mereka berteduh atau bahkan tinggal sementara waktu.
Dan gw adalah sosok manusia bodoh yang lebih mementingkan hati gw dan persahabatan dalam mengarungi dunia, ketimbang nafsu kehidupan, sehingga gw memutuskan dan memilih untuk pergi bersama mereka yang terusir, karena bagaimanapun selama dalam perjalan tersebut kita telah merasakan suka dan duka bersama hingga badai yang menghampiri perjalan itu mencoba menjadi ujian dalam ikatan pertemanan.
Gw akan tetap mengarungi hujan dan badai tersebut dan terus melangkah bersama mereka yang terusir, karena mereka adalah sosok yang gw kenal sebagai sahabat yang mengerti akan arti sebuah persahabatan.
meskipun hanya satu orang yang terusir dari istana itu, gw akan tetap pergi bersama satu sahabat gw yang terusir tersebut dari pada gw harus tinggal di istana bersama kelima sahabat gw tapi akan kehilangan satu sahabat gw, mungkin untuk selamanya. karena buat gw lima sahabat yang ada tak akan dapat menggantikan seorang sahabat yang hilang.
Apapun yang terjadi gw akan terus bersama mereka, gw akan melewati hujan dan badai tersebut bersama mereka, dengan membawa secercah keyakinan dan harapan bahwa didepan sana sudah menunggu istana yang lebih baik untuk kami berteduh.
dan kami akan terus melanjutkan perjalan hingga diantara kami menemukan titik kehidupan yang kami cari dan membawa kami pada kehidupan yang penuh dengan nilai-nilai persahabatan……
Tetaplah melangkah kawan, karena hakikinya kehidupan adalah melangkah kedepan apapun yang terjadi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar