Engkau adalah sepucuk mawar yang ditanam tuhan didalam sanubariku, begitu menawan, dengan pesona yang sangat rupawan….
Tak tersenyum pun, engkau tetap menebarkan keceriaan dan kebahagian yang tentram…
Engkau begitu merekah hingga melebihi kata indah…
Wangimu begitu menyejukan jiwa ini, hingga tiada lagi rasa untuk mencintai selain engkau yang kini telah menjadi pujaaan hati..
jikala aku harus menjadi duri, aku tak akan pernah meratapi atau menyesali asalkan bisa selalu ada disisimu…
jika engkau tersenyum, maka musnahlah segala rasa resah dan lenyaplah rasa gundah…
Namun kini aku tak lagi bisa dekat denganmu, aku tak lagi bisa merasakan kesegaranmu, tak dapat lagi menghirup aromamu dan dan tak kan lagi memandang pesonamu…’
Tapi mawar, engkau telah tertanam tepat dipelupuk hatiku…hingga tumbuh suatu harapan dimana kita bisa bersama lagi dan berdoa semoga tak terpisahkan lagi…….
Mawar, kini kita telah berjauhan, maka aku akan selalu merindukanmu…
merindukan senyummu, tawamu, candamu dan segala kesempurnaan dalam hayatmu…
Kini tinggalah aku yang hanya mampu untuk meratapi bayangmu dan menikmati sisa-sisa wangimu, pesonamu dan kesempurnaan wujudmu…
Tiada lagi kan ku temui sosok tiada tara seperti parasmu yang begitu syahdu sehingga mampu mengisi seluruh ruang didalam jiwaku.
Mawar, semoga tidak ada air mata yang mengalir dalam perpisahan ini…
Kalaupun ada, semoga air mata yang mengalir itu berubah menjadi mutiara-mutiara yang berlafazkan kata cinta…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar